Ginkgo biloba merupakan tanaman herbal yang terkenal di dunia. Disebut juga dengan ‘botany’s living fossil’ karena termasuk spesies tanaman tertua yang masih ada sampai sekarang. Ginkgo biloba banyak digunakan dalam Ayurveda (obat tradisional India) dan obat tradisional Cina.
Ginkgo biloba digunakan untuk :
1. menyembuhkan penyakit yang disebut sebagai ‘claudication’ yaitu rasa sakit disebabkan penyumbatan pembuluh darah di kaki
2. meringankan gejala dementia (pikun) yang terbukti aman jika dikonsumsi para lansia
3. meningkatkan aliran darah terutama di otak
Walaupun Ginkgo biloba dipercaya mempunyai banyak khasiat, diantaranya hemoroid, penyembuhan kemoterapi, depresi, glaukoma, ketergantungan alkohol, dan masalah pre and post menopause, tetapi sampai sekarang belum dapat dibuktikan secara ilmiah
Tanaman obat keluarga
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.[1] Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.[1] Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.[1] Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual.[1] Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga
TURI
Nama Latin : Sesbania grandiflora Pers. Nama Lokal : Gala-gala, turi merah, tuwi dll.
Diskripsi : Tanaman herba turi ini biasa ditanam ditepi-tepi jalan atau juga bisa ditanam sebagai batas pekarangan rumah / pekarangan kebun. Tanaman herbal ini kaya akan zat kimia. Tanaman herbal turi ini mempunyai beberapa khasiat untuk pengobatan diantaranya ; sebagai obat radang teenggorokan, disentri, sariawan, keputihan, pegelinu, penambah ASI, batuk dan lain sebagainya. Turi biasanya juga digunakan untuk pupuk hijau.
Adapun ciri-ciri tanaman herba ini adalah sbb :
- Pohon : Pohon kecil, hidup tidak lama, dipelihara sampai 1550 m dpl.
- Bunga : Berbentuk kupu-kupu, berwarna merah atau putih, bunga yang putih dimakan sebagai sayuran dan bunga yang merah digunakan sebagai obat.
- Kulit : Kasar, banyak air, merah tengguli, pahit lekat.
Zat yang terkandung dalam tanaman herba ini adalah sbb : kulit batang mengandung ; tanin eganin, zantoagetin, basorin, resin, kalsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat pewarna. Daun ; saponin, tanin, glikoside, vitamin A dan vitamin B. Bunga ; kalsium, zat besi, gula, vitamin A dan B.
Berikut beberapa resep yang menggunakan tanaman herba turi ;
- Radang tenggorokan : Daun turi merah satu genggam. Cuci bersih. Rebuslah dengan air hingga mendidih. Dinginkan dan saring,. Gunakan airnya untuk berkumur, lakukan 4x dalam sehari.
- Sariawan : Ambilah kulit batang turi segar secukupnya, cuci, lalu remas-remas dalam air. Pakailah untuk kumur, lakukan 3x dalam sehari.
- Disentri : Kulit batang turi merah seibu jari, rebuslah dengan 2 gelas air hingga airnya tinggal segelas. Dinginkan, lalu saring. Minum 2x dalam sehari sekali minum 1 gelas.
- kuku jari yang kesandung atau kepukul : Ambil daun turi secukupnya. Cuci bersih. Lalu tumbuklah sampai halus. Tempelkan diatas kuku yang sakit dan kulit disekitarnya, kemudian balut dengan kain. Ganti ramuan 2-3 kali dalam sehari. bekuan darah dalam kuku akan hilang dan menggurangi rasa sakit.
- Keputihan : daun turi satu genggam, kunyit seibu jari, cuci bersih, lalu tumbuk sampai halus, beri air matang 3/4 cangkir, aduk sampai rata, peras dan saring. Minumlah dua kali dalam sehari.
- Cacar air dan demam erupsi : Ambil kulit batang turi seibu jari, cuci lalu rebus dengan air secukupnya. Dinginkan kemudian saring, kemudian minum sekaligus.
- Pilek dan sakit kepala : Ambil daun turi satu genggam, bunganya satu genggam. Tumbuklah kedua bahan sampai halus, beri 1/2 cangkir air masak, aduk rata, lalu saring dan minum sekalidus.
- Demam karena nifas : Ambil daun turi 1/3 genggam, lalu tumbuk halus, tambahkan 1/2 cangkir air matang, aduk-aduk, saring, kemudian minum sekaligus.
- Batuk : Ambil daun turi merah satu genggam, daun inggu satu genggam, cuci bersih, dan tumbuk sampai halus, tambahkan air perasan jeruk pecel, aduk smpai rata, lalu saring, kemudian minum.
- Batuk berdahak : Ambil akar turi sebesar jari telunjuk, cuci, lalu tumbuk sampai halus, beri air 1/2 cangkir dan madu 1 sendok, kemudian aduk-aduk sampai rata, saring dengan sehelai kain dan minum sekaligus.
- Penambah ASI : Ambil daun turi muda, kukus dan gunakan untuk lalap makan.
- Pegal linu : Ambil akar pohon turi merah secukupnya, cuci, lalu tumbuk sampai halus , tambahkan air secukupnya, aduk-aduk hingga menjadi adonan seperti bubur, kemudian gosok-gosokkan dibagian tubuh yang sakit.
Diskripsi Tanaman :
Berupa tanaman herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik.
Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, telebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 45 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, berambut 1,5-3 cm.
Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut halus, ramping tebal, 9-31 cm, 2-2,5 kali lebar, ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm., sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah 3-6,5 cm. Daun pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-17 mm.
Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau. putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir bibiran bulat telur atau membulat, jingga .atau kuning lemon, 12 – 20 x 15 – 20 mm. Benang sari: kepala sari elip bulat memanjang, kuning terang, 8 – 10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata rata 4 mm. Waktu berbunga : Januari – April. Daerah distribusi,
Habitat dan Budidaya Tumbuhan :
Tanaman ini terdapat di daerah Asia tropika. Di Jawa dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 1-1200 m dpl, banyak tumbuh sebagai tumbuhan liar di tempat-tempat yang basah di dataran rendah dan tinggi. Tumbuh baik di bawah hutan jati. Perbanyakan: pada umumnya dengan potongan rimpang yang bermata tunas atau anakan yang masih muda setidaknya dengan 1 tunas. Secara alami potongan potongan rimpang yang telah bertunas akan memperbanyak diri dengan biji. Tumbuhan ini akan dapat berkembang secara baik di hutan, kebun, pekarangan dengan intensitas matahari di bawah naungan kurang lebih 11-585 lux. Hama: ulat pemakan daun Kerana diocles dan Udapes; sering menimbulkan kerusakan.
Komposisi :
Rimpang: minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen, seskuifelandren, zerumbon, limonen, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol, sogaol, zingeron, paradol, heksahidrokurkumin, dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan damar, tanin, resin, pati, gula.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rimpang: minyak atsiri rimpang dengan kadar terendah 1,56% dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus alpha secara in vitro; daa antibakteri berbanding lurus dengan konsentrasi. perasan,
Infusa dan minyak atsiri rimpang lempuyang wangi mempunyai daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli. Potensi daya antibakteri berturut-turut adalah minyak atsiri, perasan, infusa.
Ekstrak rimpang dengan konsentrasi 100% mampu membunuh cacing tambang anjing. Kenaikan kontraktilitas uterus yang diakibatkan dari pemberian infusa rimpang diperkirakan karena sifat iritasi dan kemungkinan adanya efek penurunan kontraktilitas uterus diperkirakan karena adanya efek langsung minyak atsiri pada otot uterus.
Fraksi ekstrak yang larut dalam. air rimpang lempuyang wangi dapat menyebabkan efek stimulasi respon imun humoral, menekan respon imun seluler pada mencit. Fraksi ekstrak yang tidak dapat larut dalam air dapat berefek stimulasi sistem fagositosis; fraksi ekstrak yang larut dalam air menekan.
Manfaat / Khasiat Lempuyang Wangi :
Rimpang: biasanya digunakan dalam bentuk seduhan rimpang untuk obat asma, merangsang nafsu makan, merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa nyeri, pembersih darah, penambah nafsu makan, menurunkan kesuburan pada wanita, pencegah kehamilan, pereda kejang;
Disamping itu sering digunakan juga untuk mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera, anemia, malaria, penyakit syaraf, nyeri perut, mengatasi kecacingan, masuk angin. Pada pemakaian luar digunakan untuk mengurangi rasa nyeri .
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat masuk angin:
Digunakan 10 gram rimpang segar lempuyang wangi; setelah dicuci, diparut, diperas dan disaring, kemudian hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu dan 1/2 gelas air matang (panas), diaduk diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.
Untuk obat sakit perut dan menambah nafsu makan:
2 jari lempuyang wangi, 3 umbi bawang merah dibuat infusa dengan 110 mI air. Untuk anak?anak diminum 2 kali sehari pagi dan sore, setiap kali 2 sendok makan.